PUPUK ORGANIK CAIR PLUS PESTISIDA NABATI - Kabupaten Pasuruan

PUPUK ORGANIK CAIR PLUS PESTISIDA NABATI

18953x dibaca    2018-11-08 14:56:11    Administrator

bd3289a051ece5f7c0152cd2c2b63c30.jpg

PUPUK ORGANIK CAIR PLUS PESTISIDA NABATI

DALAM MENDUKUNG DESA ORGANIK BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

Oleh : Rudi hartono, SP

POPT di UPPT Kabupaten Pasuruan

Pendahuluan

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa – sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik dari pada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota berupa sampah. (Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M.;2006)

Pupuk Organik ada 2 bentuk yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat sering sekali digunakan oleh petani dari bahan kotoran ternak terutama sapi, kambing dan ayam sedangkan pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai pengganti pupuk kandang (Parnata, Ayub.S. 2004).

Manfaat :

Beberapa manfaat Pupuk organik cair plus pestisida nabati antara lain ::

  1. Dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara sekaligus melindungi tanaman dari serangan organisme pengganggu tumbuhan.
  2. Dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan organisme penyebab penyakit.
  3. Merangsang pertumbuhan cabang produksi.
  4. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta
  5. Mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah. Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan

Sebagai pelengkap pupuk cair yang dihasilkan perlu ditambah dengan bahan-bahan pestisida nabati sehingga manfaat dari pupuk cair bukan hanya menyuburkan tanaman akan tetapi sekaligus melindungi dan mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan yang ada pada tanaman tersebut.

Adapun penambahan bahan-bahan pestisida nabati yang dipakai adalah daun mindi, gadung, daun papaya, daun suren, pahitan dan daun cengkeh serta bahan pestisida nabati lainnya yang ada di sekitar kita.

Berikut alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan pupuk organik cair plus pestisida nabati :

Alat – Alat dan bahan :

  1. Drum/ember atau wadah lain untuk membuat pupuk cair plus pestisida nabati. Bila menggunakan drum akan memperoleh pupuk cair sebanyak 100 liter. Pupuk dari bahan daun-daunan, dapat memupuk tanaman di lahan seluas 100 m2. Pupuk dari bahan kotoran hewan, dapat memupuk tanaman di lahan seluas 200 m2
  2. Kantong tepung berbahan kain/bias sarung bantal, atau lainnya sebagai tempat bahan pupuk cair plus pestisida nabati. Sehingga air dapat meresap ke dalam pori-pori kain tersebut dan bahan dalam kantong tidak ias keluar.
  3. Penutup drum/palstik hitam atau tutup lain, supaya sinar matahari maupun air hujan tidak dapat masuk ke dalam drum/wadah.
  4. Tali pengikat, untuk mengikat ujung kantong sehingga bahan dalam kantong tidak ias keluar.
  5. Batu untuk pemberat, supaya kantong dapat tenggelam
  6. Pupuk organik padat (pupuk kandang)
  7. Daun mindi, gadung, daun papaya, daun suren, pahitan serta daun cengkeh sebagai bahan pestisida nabati.
  8. Moluse atau tetes sebagai bahan tambahan

Cara Pembuatan

Isi kantong dengan daun-daunan (yang telah dicincang halus/ditumbuk) atau kotoran ternak yang masih segar serta bahan-bahan pestisida nabati seperti daun

  1. mindi, gadung, daun papaya, daun suren, pahitan serta daun cengkeh (kira-kira ¾ kantong) lalu ikat kantongnya.

Penyiapan pupuk organik padat

Penyiapan Daun bahan pestisida nabati

Pencacahan bahan pestisida nabati

Penumbukan bahan pestisida nabati

Penumbukan dilakukan tidak sampai halus

Semua bahan pestisida nabati dimasukkan dalam kantong yang sudah berisi pupuk organik padat

  1. Masukan kantong berisi dedaunan dan kotoran ternak serta bahan-bahan pestisida nabati tersebut ke dalam drum kosong / ember, kemudian diisi air. Perbandingan antara air dengan berat isi kantong adalah 2 liter air untuk 1 kg berat isi kantong.

Kantong yang telah berisi pupuk organik padat dan bahan pesnab dimasukkan dalam tong palstik

Kantong yang sudah didalam tong diisi dengan air. 1 kg bahan dengan 2 liter air

Penambahan tetes pada larutan

  1. Letakkan batu yang cukup berat di atas kantong, sehingga kantong tersebut dapat tenggelam. Drum dijaga selalu tertutup, agar tidak ada unsur hara yang hilang akibat penguapan.
  2. Kantong diangkat dari dalam drum setelah kira-kira 2-3 minggu. Larutan dalam drum itulah yang disebut dengan pupuk cair. Ampasnya yang di dalam kantong dapat digunakan sebagai pupuk organik padat untuk menyuburkan tanah.

Cara Penggunaan

Cara penggunaan pupuk organik cair dijelaskan sebagai berikut:

Pengenceran :

Agar tidak terlalu kental, pupuk cair perlu dicampur dengan air. Bila bahannya berasal dari daun, perbandingan adalah 1 bagian pupuk cair dan 3 bagian air. Bila bahannya berasal dari kotoran ternak, perbandingannya adalah 1 bagian pupuk cair dan 4-6 bagian air.

Aplikasi :

Pada pembibitan, siram tanaman yang akan di pupuk 2-3 minggu setelah berkecambah, dan pemupukan dilakukan setiap 3 minggu. Pada tanaman produktif, siram pupuk organik cair yang sudah diencerkan pada tanah sekitar pangkal batang tanaman atau semprotkan pada daun dengan menggunakan hand sprayer.

DAFTAR PUSTAKA :

  1. Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2. ISBN 978-979-9474-57-5.
  2. Parnata, Ayub.S. (2004). Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.
  3. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan Jakarta Tahun 1994, Pedoman Pengenalan Pestisida Botani
  4. Ruskin. 1993. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya.

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar


Tulis Disini