PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA - Kabupaten Pasuruan

PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA

23558x dibaca    2019-06-24 10:24:13    Administrator

PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA

Oleh Rudi Hartono

ULPPTP Kab. Pasuruan

  • PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini berbagai senyawa baru dari kelas-kelas kimia baru baru banyak bermunculan, pestisida pertanian berkembang dengan sangat pesat, setelah pestisida dari kelas organofosfat dan karbamat mendominasi,

Penelitian dan penemuan pestisida alami, baik senyawa dari tumbuhan, mikrobiologi, maupun hasil fermentasi juga berkembang pesat, seiring dengan trem dunia untuk kembali ke alam. Pada tahun 2006 telah terdaftar lebih dari 1.300 merek dagang pastisida. Pestisida memang bukan pilihan utama dalam upaya pengendalian organisme penganggu tanaman. Pestisida memang bukan pilihan utama dalam upaya pengendalian organisme penganggu tanaman, namun jika pestisida terpaksa digunakan, pestisida harus digunakan secara legal, benar, dan bijaksana. Jika ketentuan ini dilanggar, pestisida bisa menjadi pedang bermata dua. Bagaimanapun pestisida merupakan racun yang bisa membahayakan pengguna dan lingkungan. Oleh karena itu, petani pengguna, petugas pertanian, staf perusahaan agrokimia, siswa dan mahasiswa pertanian, serta masyarakat umum perlu mendapat informasi tentang pestisida yang jujur dan seimbang.

Pestisida kimia adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) secara cepat hama akan mati. Misalnya: roudup dan gramaxone. Sedangkan pestisida nabati adalah bahan oerganik yang digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman. Misalnya ekstrak EM4 dan Super Biota Plus.

Di bidang pertanian, penggunaan pestisida telah dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan produksi, adanya pestisida memberi manfaat dan keuntungan, diantaranya yaitu cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah didapat, relative murah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan. Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk, penggunaan Pestisida dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida secara lambat laun akan terpengaruhi kesehatannya, Pestisida juga berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun, Pestisida juga dapat meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman, tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi hama. Akan tetapi dalam kenyataannya, sebaliknya malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu tanaman, sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai (Pracaya, 2007).

Manfaat dari mempelajari pestisida yaitu dapat mengetahui penggolongan pestisida dan dapat membedakan formulasi pestisida, dapat mengetahui atau menentukan formulasi pestisida yang lebih aman untuk pengaplikasiannya dan dapat mengetahui teknik pengaplikasiannya serta mengetahui kelemahan dari masing-masing pestisida.

Salah satu faktor pembatas produksi adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) baik berupa hama, penyakit, dan gulma, sedangkan pengendalian bisa dibilang identik dengan pestisida. Pengendalian yang efektif dan efisien adalah apabila setiap unit pestisida dapat mencapai sasaran dengan tepat.

  • PESTISIDA

Salah satu faktor pembatas produksi adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) baik berupa hama, penyakit, dan gulma, sedangkan pengendalian bisa dibilang identik dengan pestisida. Pengendalian yang efektif dan efisien adalah apabila setiap unit pestisida dapat mencapai sasaran dengan tepat.

„Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemakaian pestisida adalah sebagai berikut :

  • Alat aplikasi
  • Tenaga pelaksana„
  • Cara aplikasi

Apabila ke tiga faktor tersebut diatas bisa di ketahui dengan baik maka pemakaian atau aplikasi pestisida akan lebih efisien.

PENGELOMPOKAN PESTISIDA :

Pengelompokan pestisida berdasarkan :

1. Organisme sasaran

- Insektisida : dengan sasaran berupa serangga

- Akarisida : dengan sasarau berupa tungau

- Fungisida : dengan sasaran berupa jamur

- Rodentisida : dengan sasaran berupa tikus

- Termisida : dengan sasaran berupa rayap

- Bakterisida : dengan sasaran berupa bakteri

- Virusisida : dengan sasaran berupa virus

- dan lain-lain

2. Cara masuk ke dalam tubuh serangga

- Racun perut : saluran pencernaan

- Racun kontak : dinding tubuh

- Fumigan : pernapasan

FORMULA PERSTISIDA

„Formulasi pestisida merupakan bentuk pestisida yang ada yaitu sebagai berikut :

  • Emulsifiable Concentratis (EC)

Pestisida berbentuk cair yang terdiri dari bahan aktif teknis, cairan pelarut, dan pengemulsi, contoh Atabron 50 EC

  • Wettable Powder (WP) :

Pestisida berbentuk tepung agak pekat, contoh Nordox 56 WP, Dithane 45 WP dan lain-lain,

  • Granules (GR) :

Pestisida berbentuk butiran contoh : Furadan 3 G,

DAMPAK SAMPING PESTISIDA

Penggunaan pestisida secara besar-besaran dalam mendukung program Intensifikasi berdampak negatif terhadap ekosistem pertanian terutama terjadinya resistensi, resurjensi, dan residu.

Konsep pengendalian yang dikembangkan saat ini adalah Pengelolaan Hama Terpadu (Integrated Pest Management/IPM) pengelolaan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Penerapan PHT di lapangan dengan memadukan semua teknik pengendalian yang kompatibel.

Pengendalian hama dengan pestisida hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir pada saat populasi hama berada di atas Ambang Ekonomi (AE)

  • ALAT APLIKASI

Alat aplikasi ikut mempengaruhi efisiensi pemakaian pestisida. Salah satu alat aplikasi yang banyak digunakan oleh petani adalah :

  • Knapsack sprayer semi otomatis. Tekanan diperoleh dari udara yang dipompa Knapsack sprayer semi otomatis, cairan dipompa secara langsung ke dalam ruang tekan
  • Mist Blower

Sprayer bermotor yang menghasilkan aliran udara dengan kecepatan tinggi

  • Foger (Pengabut)

Pulsfog Memecah larutan pestisida menjadi partikel-partikel yang sangat halus

CARA APLIKASI

Beberapa cara dalam aplikasi pestisida yaitu dengan peyemprotan, Pengabutan dan penaburan, dalam pengaplikasian pestisida harus tepat dosis, tepat konsentrasi, tepat sasaran, tepat cara dan tepat waktu agar pengaplikasiannya efektif dan efisien (Rahmawati Reny, 2012). Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat mempengaruhi suatu organisme secara biologis makin besar kadarnya, makin besar pula dosisnya untuk pengaplikasian pestisida maka diperlukan dosis yang tepat, konsentrasi yaitu pencampuran formulasi bahan aktif suatu pestisida dengan air atau kebutuhan pestisida per liter dalam pengaplikasian harus memperhatikan konsentrasi bahan aktif pestisida tersebut, untuk pengaplikasian pestisida harus memperhatikan waktu yang tepat agar pengaplikasian pestisida tersebut efektif dan tepat sasaran, waktu yang tepat untuk pengaplikasian pestisida yaitu pada saat pagi hari, sore hari dan pada waktu tidak hujan (Martoredjo, T. 1984).

Secara sederhana cara menghitungnya adalah sebagai berikut:

- Dosis adalah jumlah bahan aktif. yang diaplikasikan per satuan luas(kg/ha)

- Volume adalah jumlah larutan (pestisida + pelarut) yang diaplikasikan per satuan luas (lt/ha)

- Peliputan yang tepat adalah jumlah droplet per satuan luas

DAFTAR PUSTAKA :

1. Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta.

  • Pracaya, 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

3. Panut Djojosumarto Panduan Lengkap Pestisida dan Aplikasinya Penerbit AgroMedia Pustaka, 1 Jan 2008 - 344 halaman

  • Rahmawati Reny. 2012. Hama dan penyakit tanaman pustaka baru press. Yogyakarta.

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar


Tulis Disini