KOPI ASLI KABUPATEN PASURUAN PENGGERAK EKONOMI PETANI KOPI PASURUAN MENUJU CITA RASA INTERNASIONAL
Oleh :
GATI WINDIASTIKA, SP. MP.
Pengawas Benih Ahli Muda
Sebagai salah satu dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, Wilayah Kabupaten Pasuruan dengan luas 1.474,015 km2 terletak antara 112°33’55” hingga 113°05’37” Bujur Timur dan antara 7°32’34” hingga 7°57’20” Lintang Selatan. Sebelah Utara dibatasi oleh Kota Pasuruan, Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu, serta sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Sedangkan kondisi geologi Kabupaten Pasuruan sangat beragam, yaitu terdapat 3 jenis batuan meliputi batuan permukaan, batuan sedimen, dan batuan gunung api (gunung api kuarter muda (young quarternary) dan kuarter tua (old quarternary).
Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah di Bidang Pertanian. Berdasarkan Perda No. 16 tahun 2016 dan Peraturan Bupati Pasuruan no. 63 tahun 2016 tanggal 14 Desember 2016. Di dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan mempunyai tanggung jawab terhadap kelangsungan ketahanan pangan dan produktivitas komoditas pertanian dan perkebunan di Kabupaten Pasuruan.
Dengan potensi wilayah tersebut, hingga saat ini Bupati Pasuruan masih terus berupaya untuk mengembangkan komoditas kopi. Luas areal kopi di Kabupaten Pasuruan mencapai 4.964,01 Ha dengan produksi 2055,55 ton. Areal kopi tersebut tersebar pada sentra pengembangan meliputi Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen, dan Tosari. Tercatat 70% dari total lahan pertanian kopi di Pasuruan atau sekitar 3.474,81 hektar ditanami jenis Robusta, sisanya seluas 1.489,2 hektar ditanami jenis kopi Arabika.
Adapun permasalahan petani kopi di Kabupaten Pasuruan hingga saat ini sebagian besar masih melakukan sistem budidaya hingga pasca panen secara tradisional, sehingga pendapatan petani belum optimal. Hal ini dikarenakan kesadaran petani untuk menerapkan sistem budidaya hingga pasca panen sesuai dengan baku teknis masih kurang serta penanganan pemasaran produk kopi masih belum maksimal, sehingga hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Disamping kesadaran petani kopi yang masih kurang dalam menerapkan sistem budidaya, permasalahan yang terjadi adalah :
PENDEKATAN STRATEGIS
Melihat permasalahan yang dihadapi, maka Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan menawarkan solusi aplikatif dengan pendekatan strategis antara lain :
Merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam budidaya dan pasca panen kopi yang dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, pelatihan dan pemberian bantuan sarana prasarana antara lain :
Branding KAPITEN Pasuruan sebagai identitas bagi produk kopi robusta dan arabika petani kopi di wilayah Kabupaten Pasuruan dengan kegiatan yang dilakukan antara lain :
Merupakan fasilitasi promosi dan pemasaran dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan yang dilakukan sebagai upaya untuk memasarkan produk KAPITEN Pasuruan melalui :
DAMPAK SIGNIFICANT
Dengan pendekatan strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk masyarakat sekitar khususnya kelompok tani kopi sebanyak 104 dengan jumlah anggota 4.200 keluarga petani kopi di Kabupaten Pasuruan diantaranya :
Petani kopi di Kabupaten Pasuruan dahulu sebagian besar melakukan sistem budidaya secara tradisional dan melakukan panen kopi dengan cara racutan / asalan tanpa mempertimbangkan tingkat kematangan kopi, sehingga kualitas hasil panen kopi kurang maksimal. Dengan adanya pendekatan strategis dan bimbingan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan pada saat ini panen kopi yang dilakukan oleh petani sudah dengan petik merah, sehingga hasil panen kopi jauh lebih berkualitas, mutu lebih baik dan siap untuk pengolahan lebih lanjut.
Jumlah produksi kopi pada kelompok tani semakin meningkat dari tahun ke tahun terlihat signifikan antara sebelum dan sesudah adanya pendekatan strategis. Sebelumnya panen kopi dilakukan dengan asalan, setelah dilakukan pendekatan strategis untuk meningkatkan kualitas kopi maka pemanenan kopi dilakukan dengan petik merah. Biji kopi secara alami mengandung senyawa organik calon pembentuk citarasa dan aroma khas kopi (kafein dan caffeol). Pada kondisi yang benar-benar matang, senyawa tersebut berada dalam jumlah maksimum sehingga kopi bubuk yang diolah dari kopi petik merah atau buah kopi masak optimum memiliki citarasa dan aroma yang lebih harum dibandingkan kopi hasil panen asalan (campuran).
Untuk meningkatkan mutu kopi, Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan telah memberikan dukungan pada kelompok tani dengan memberikan bantuan Unit Pengolahan Hasil (UPH) kopi mulai dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 yang terdiri dari mesin UPH primer yang terdiri dari : Huller (alat penggiling kopi) , Pulper (alat pengupas kulit buah kopi), Washer (alat pencuci biji kopi) dan Gradder (alat sortasi biji kopi) serta mesin UPH sekunder yang terdiri dari : mesin sangrai dan mesin pembubuk.
Dengan peningkatan produksi dan tersedianya sarana dan prasarana pengolahan kopi maka munculnya berbagai merk kopi yang dihasilkan oleh kelompok tani dengan berbagai macam kemasan yang menarik yang dapat bersaing di pasaran lokal, nasional maupun internasional. Adapun produk olahan kopi kelompok tani antara lain dalam bentuk bubuk dan ose dengan merk Joss Robusta, Joss Arabica, Joss Blend, Joss Herbal, Kopi Pak Tani, Piala, Kopi Suwuk, Arabica Ledug, Robusta Ledug, Kopi Lanang, Green Coffee, Bintang 9, Kopi Kadipaten, Kopi Kapulogo, Kopi Gunung Cimplung, Kopi Tunas Sari, Kopi Joenash, Kobutik, dan lain-lain.
Minat petani dalam menanam kopi bertambah seiring dengan kenaikan harga jual kopi yang kualitasnya semakin baik setelah adanya pendekatan strategis, sehingga jumlah luas areal kopi di Kabupaten Pasuruan semakin bertambah.
Peningkatan harga kopi ose dan bubuk kopi Robusta dan Arabika dapat dilihat dari distribusi harga di bawah ini :
Dengan adanya pendekatan strategis harga Kapiten Pasuruan semakin meningkat dari waktu ke waktu karena adanya peningkatan mutu, kualitas dan cita rasa kopi serta pengemasan yang semakin baik, menarik dan tidak asal-asalan. Proses pengepakan (packaging) yang mampu menjamin kesegaran dan konsistensi mutu, dengan menggunakan kemasan tiga lapis penutup dengan katup satu arah. Kemasan ini untuk mempertahankan agar aroma kopi tidak hilang selama beberapa bulan dan mencantumkan masa berlaku (kadaluarsa) produk dan lambang KAPITEN Pasuruan. Pengemasan yang baik akan menarik minat pembeli.
Petani kopi yang telah mengikuti Festival Kopi dan kontes kopi seluruh Indonesia dalam Kontes Kopi Specialti Indonesia (KKSI) sebagai ajang untuk menguji citarasa kopi memberikan hasil yang membanggakan. Hal ini dibuktikan dengan telah memenangkan KKSI ke VIII tahun 2016, KKSI ke IX tahun 2017 dan KKSI ke XI tahun 2019 yang berskala Nasional. Dengan prestasi yang telah dicapai, secara langsung meningkatkan harga jual kopi sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
Memperhatikan data PDRB Kabupaten Pasuruan dari tahun 2010 atas dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha pada tahun 2015 sebesar Rp 99.330.291,5. Namun jika dilihat dari pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Pasuruan pada tahun 2015 sebesar Rp 62.796.249,74 (LKPD Kab. Pasuruan, 2016). Berdasarkan data PDRB tersebut di atas maka untuk mengetahui pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Pasuruan khususnya daerah-daerah yang berpotensi terhadap pengembangan Bidang Pertanian utamanya daerah-daerah sebagai sentra pengembangan komoditas kopi yang berada di 8 Kecamatan adalah sebagai berikut :
NO. |
KECAMATAN |
PENDAPATAN PER KAPITA PENDUDUK |
1 |
Purwodadi |
57,53 |
2 |
Tutur |
65,88 |
3 |
Puspo |
57,97 |
4 |
Lumbang |
68,86 |
5 |
Pasrepan |
52,49 |
6 |
Purwosari |
64,77 |
7 |
Prigen |
71,94 |
8 |
Tosari |
89,41 |
Tabel 1. Pendapatan Per Kapita Penduduk Kecamatan Tahun 2015 (LKPJ, 2016)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pendapatan tertinggi ada di Kec. Pandaan dan Kec. Prigen. Kondisi tersebut jika dianalisis terdapat keterkaitan terhadap sektor Pertanian khususnya daerah-daerah sentra penghasil komoditas kopi.
Pendekatan strategis dari Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan dukungan pada sistem budidaya hingga pasca panen, promosi dan pemasaran secara komprehensif dengan memberdayakan masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan khususnya petani kopi. Hal ini terbukti pada 3 indikator yaitu :
Melalui analisis PDRB di 8 Kecamatan sentra penghasil kopi, mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan yang didukung komoditas mayoritas kopi berpengaruh positif pada tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Kapiten Pasuruan melalui Pendekatan strategis serta inovasi-inovasinya sebagai simbol produk unggulan di tingkat regional maupun nasional menuju citarasa internasional. Inovasi ini memberikan dampak yang besar sehingga dapat diterapkan dan direplikasikan di Kabupaten/Kota lain bahkan ditingkat nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Disperta Kabupaten Pasuruan. 2020. Laporan Kinerja Pelayanan Publik.
MPIG Kopi Arabika Arom Langit Kabupaten Pasuruan. 2019. Buku Persyaratan Permohonan Pendaftaraan Perlindungan Indikasi Geografis.
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini