HAMA UTAMA TANAMAN TEMBAKAU DI PERTANAMAN - Kabupaten Pasuruan

HAMA UTAMA TANAMAN TEMBAKAU DI PERTANAMAN

7746x dibaca    2022-07-28 08:43:22    Administrator

HAMA UTAMA TANAMAN TEMBAKAU DI PERTANAMAN

Oleh:

Rudi Hartono, SP.

ULPPTP Kabupaten Pasuruan

Hama & penyakit tembakau di pertanaman banyak jumlahnya dan berasal dari jenis yang berbeda, keragamannya tergantung pada sejarah lahan dan pertanaman di sekitarnya. Berdasarkan jenis kerusakan atau kerusakan bagian tanamannya di golongkan sebagai berikut :

A. Hama Perusak akar

1. Gonocephalum (Opabrum) ocutangulum Fm. dan G. (0.) depressum (E). (Coleoptera: Tenebrionidae).

Kumbang tanah ini, larvanya biasa disebut ulat kawat. Imago berwarna hitam, tetapi sering tampak cokelat atau abu-abu karena adanya kotoran yang menempel. Panjang tubuhnya 8-14 mm. Imago dan larva hidup pada bahan dari tanaman yang telah mati (humus). Meskipun demikian, serangga ini juga memakan akar dari tanaman muda, misalnya: bibit tembakau yang baru dipindah dari pesemaian. Serangan hama ini biasanya terjadi pada saat lahan baru dibersihkan dan larva tidak memperoleh pakan lain.

Kumbang biasanya dijumpai pada permukaan tanah, bergerombol pada tempat-tempat yang temaung. Serangga ini berumur panjang dan baru akan mencapai dewasa setelah 6 bulan atau lebih. Telur diletakkan di dalam tanah. Pupa berada di dalam tanah. Pengendalian hama ini dapat di- lakukan dengan pengairan.

B. Penggerek Batang

1. Scrobipalpa spp. (Lepidoptera: Gelechiidae)

Larva dari serangga ini dikenal dengan nama ulat penggerek batang tembakau atau omo me­ teng (nama daerah/Jawa). Serangga ini diketahui ada dua jenis yang statusnya sebagai serangga hama, yaitu: Scrobipalpa heliopa (Low) dan S. operculella (Zell.). Tetapi, yang sering dijumpai di lapang pad a umumnya adalah S. heliopa.

Telurnya diletakkan secara individu pada daun. Larvanya menggerek batang tembakau, teru- tama pada tanaman muda, dan sering juga menggerek tulang daun. Gejala yang nampak akibat serangan larva ini adalah adanya benjolan (meteng) pada bagian tanaman yang diserang baik batang maupun tulang daun, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Panjang larva mencapai 10 mm, warnanya putih kotor, bagian kepala berwarna hitam dan dilengkapi dengan perisai sebagai pelindung. Pupa umumnya terdapat di dalam lubang gerekan. Imagonya keluar dari lubang gerekan, dan aktif pada malam hari. Kemampuan bertelur imago betina berkisar 200 butir.

Di Deli, hama ini dapat dikendalikan dengan membersihkan tanaman yang tersisa di luar mu- sim tanam dan memusnahkan tanaman yang menunjukkan gejala kerusakan.

Pemakan Daun

1. Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae)

Hama yang paling berbahaya adalah ulat grayak. Stadium yang membahayakan adalah fase ulat karena menyerang secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat besar, sehingga disebut juga ” Ulat tentara ”.

Sangat aktif makan untuk menunjang metamorfosisnya dari ulat/larva menjadi pupa kemudian berubah jadi Imago atau gengat atau kupu2.

Satu ekor ngengat betina dapat bertelur 2.000–3.000 telur secara berkelompok 25 – 300 butir diletakkan pada daun.

Siklus hidup :

Gb. 1 Siklus hidup Ulat Grayak (Spodiptera litura)

StadiaTelur,

Telur diletakkan pada malam hari secara berkelompok @ 30-350 butir telur. Jumlah telur: 2.000-3.000 butir. Menetas dalam waktu 2-5 hari. Kelompok telur tertutup bulu seperti beludru.

Stadia Ulat,

Berkembang hingga 5 instar . Rerata tiap stadia 2-3 hr. Umur larva antara 16,5?24,1 hari. Larva instar akhir menjatuhkan diri ke tanah

Stadia Kepompong/ pupa

Umur kepompong berkisar 5-8 hari. Pupa berada di dalam tanah (± 1 cm), dan sering dijumpai pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering atau di bawah bongkahan tanah.

Stadia Dewasa

Stadia Telur

Stadia Larva

Stadia Pupa

Panjang ngengat 10-14 mm Terbang malam hari sejauh 5 kilometer

Serangga dewasa Jantan

Serangga dewasa Betina

2. Oxya chinensis (Thnb.) dan 0. velox (E) (Orthoptera: Acrididae)

Kedua belalang ini agak sulit dibedakan, berwarna hijau dengan bagian dada dan perut ber- warna hijau kekuningan. Kakinya selalu berwarna biru keabu-abuan. Betina berukuran panjang 27-35 mm dengan garis lebih gelap dari mata sampai pangkal sayap. Jantan mempunyai panjang tubuh 21-24 mm dengan sepasang garis tipis di kepala dan dada. Nimfa berwarna lebih gelap, yaitu cokelat keabu-abuan. Telur diletakkan dalam massa sabun berwarna kecokelatan pada tanah dan daun, dan akan menetas dalam 4 rninggu. Imago mampu hidup selama,2-2,5 bulan.

Hama ini merusak tanaman dengan memakan daun tembakau dirnulai dari tepian, sehingga daun tidak utuh lagi. Selain tembakau, serangga ini juga memakan berbagai dedaunan dan rumput- rumputan

3. Valanga spp. (Orthoptera Acrididae)

Belalang yang berukuran besar ini biasanya hidup di semak-semak dan pohon. V. nigricornis (Bum) banyak tersebar di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Serangga ini mampu memperbanyak diri secara cepat dan menghasilkan swarms dan terbang melampaui jarak yang sangat jauh serta dapat menyebabkan kerusakan berat. Tanaman tembakau yang diserang oleh belalang ini daunnya akan tampak tidak utuh, karena digigit dan dikunyah yang dimulai dari tepian daun.

Secara morfologi mereka dapat dikenal dengan adanya duri-duri yang tumbuh di bawah ruas pertama bagian dada. Kaki belalang ini selalu mempunyai sepasang tanda hitam. Serangga betina berukuran panjang (kepala sampai ujung sayap) 58-71 mm dan yang jantan berukuran 49-63 mm.

Telur diletakkan dalam tanah, berwama cokelat, berbentuk kapsul sepanjang 20-30 mm yang dilapisi cairan pengeras dari massa sabun. Di Jawa, telur V. nigricornis biasanya diletakkan pada akhir musim penghujan dan akan menetas pada awal musim penghujan berikutnya. Kapsul telur pertama mengandung ± 90 butir telur yang biasanya diletakkan 10-12 hari setelah kawin pertama. Kapsul-kapsul telur tersebut diproduksi hingga 2-3 minggu dan jum1ah telur yang dihasilkan se- makin berkurang hingga kapsul telur terakhir hanya mengandung 10 butir telur. Telur akan menetas dalam 5-7,5 bulan dan dapat bertahan sampai 10 bulan dalam kondisi kering.

Nimfa muncul di pagi hari, kemudian memanjat ke atas sampai ke pertanaman dan aktivitas- nya meningkat dengan pemanas dari sinar matahari. Nimfa muda berwama kuning-kehijauan de- ngan titik-titik hitam, kemudian akan berubah menjadi bervariasi dan yang terbanyak adalah abu- abu dan kuning, selanjutnya akan menjadi menghitam agak kecokelatan. Nimfa berumur 80 hari. Imago akan kawin 2-4 minggu setelah nimfa ganti kulit yang terakhir. Betina berumur 3-4 bulan dan jantan 4-5 bu Ian.

Nimfa banyak memakan daun-daun tanaman sukulen, sedangkan imago memakan berbagai daun tanaman budi daya (termasuk tembakau).

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menutup tanah dengan vegetasi untuk mencegah peneluran. Pengendalian secara mekanis untuk telur dan nimfa yang baru menetas pada areal peneluran adalah penting.

4. Acherontia lachesis E (Lepidoptera Sphingidae)

Hama umumnya adalah ulat tanduk. Tanaman inangnya selain tembakau adalah: kentang terong, rami, dan rumput-rumputan. Stadia merusak serangga ini adalah larvanya. Larva memakan daun, dan mengingat ukuran larva relatif besar (100-120 mm), maka tidak jarang mampu mengha- biskan seluruh daun.

Telur berwama hijau dan diletakkan tunggal pada daun. Biasanya telur menetas sekitar 5 hari. Larvanya berwama hijau dengan garis kuning dan sisi samping berwama biru. Segmen abdomen terakhir dilengkapi dengan tanduk yang melengkung dan ditutupi benjolan kecil. Panjang larva 100-120 mm. Umur stadia larva berkisar 21 hari. Pupa berada di tanah, dan umur stadia pupa sekitar 18 hari. Imago berwama cokelat dengan bagian dada kelihatan hitam suram menyerupai gam- baran tengkorak. Sayap depan berwama kuning, atau bergabung dengan hitam dan kuning

Di Jawa Jarva hama ini biasanya diserang oleh parasitoid dari keluarga Tachinidae seperti Zy­ gobothria atropivora (Rob- Desv.), Palexorista inconspicuoides (Bar.), dan Z. ciliata (vdW).

5. Heliothis assulta Gn. (Lepidoptera: Noctuidae)

Hama ini dikenal dengan nama ulat pupus. Larvanya memakan daun dan Jebih dise- nangi daun muda yang belum membuka sernpuma atau pupus, sehingga menyebabkan daun berlu- bang. Kerusakan akibat serangan hama ini dapat menyebabkan kerusakan yang serius.

Telumya diletakkan tunggal pada permukaan atas daun, terutama pada daun muda. Peletakan telur umurnnya pada saat di pesemaian atau sesudah tanam. Wama larva sangat bervariasi, dan yang sering dijumpai adalah berwama hijau dengan garis memanjang. Larva serangga ini rnerniliki sifat kanibal, sehingga tidak jarang dalam satu tanaman banya dijumpai satu larva. Umur stadia Jarva 2-3 rninggu. Pupanya berada di dalam tanah. Kemampuan seekor imago betina menghasilkan telur berkisar 500-2.000 butir.

Hama ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida Dursban 20 EC, Surnialpba 25EC, dan Trebon 95 EC pada saat Jarva kecil.

6. Helicoverpa armigera (Hubner) Hardwicke (Lepidoptera: Noctuidae)

Nama umumnya adalah ulat pucuk tembakau, tetapi lebih dikenal pada tanaman kapas karena statusnya sebagai hama utama, yakni penggerek buah kapas. Tanaman inangnya yang Jain adalah: tomat, jarak, jagung, lobak, dan cantel. Pada tanaman tembakau, larva memakan daun yang masih muda dan sudah membuka (pucuk), sehingga daun menjadi berlubang-lubang.

Telur berwarna kuning muda atau krem, bentuk oval, panjang 0,5 mm, dan Jebar 0,4 mm. Telur diletakkan secara terpencar atau tunggal pada permukaan bawah daun tembakau, dan akan menetas dalam 3-8 hari. Larva yang baru menetas panjangnya mencapai 1,5 mm clan lebar 0,2 mm, berwama putih kekuningan dengan kepala berwama hitam. Stadia larva terdiri atas 5-6 instar. Wama larva instar 3 mulai bervariasi, yaitu: hitam kecokelatan, hijau, dan hijau kekuningan. Umur stadia Jarva 13-21 hari. Larva serangga ini bersifat kanibal, terutama pada instar 3-4. Pupa berada dalam tanab, berwama cokelat kekuningan sampai cokelat kemeraban, dan menjelang stadia dewa- sa berwarna cokelat gelap. Panjang pupa 15-22 mm dan lebar 4-6 mm. Umur stadia pupa 11-16 bari. Umur stadia imago 2-5 hari. Panjangnya mencapai 20 mm, dengan rentang sayap 30-40 mm. Imago jantan berwarna kebijauan, sedang yang betina berwarna cokelat cerab. Sa yap depan imago betina tidak dijumpai bintik-bintik gelap. Kemampuan imago betina bertelur 200-2.000 butir. Siklus hidupnya berkisar 31-47 hari.

Hama ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida (Lampiran 1) pada saat larva kecil.

7. Plusia spp. (Lepidoptera: Noctuidae)

Nama umum serangga ini adalah ulat kilan atau ulat bengkok. Larvanya memakan daun tem- bakau, sehingga menyebabkan daun menjadi berlubang. Ulat ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida Tokuthion 500 EC.

Tanaman inang Jainnya adalab padi, tebu, tomat, buncis, Iobak.-kentang, mangga, dan pisang. Ada beberapa jenis Plusia antara lain: P. signata, P. cha/cites, dan P. orichalcea.

7.1 Plusia signata (E)

Telur diletakkan pada permukaan bawah daun dekat tepi daun. Larva yang baru menetas gerakannya cepat dan tergolong rakus. Larva instar muda berwarna agak bening. Umur stadia larva berkisar 2 minggu. Pupa berada pada daun. Imago sangat tertarik oleh cahaya, dan imago betina bertelur hingga 1.000 butir. Lama siklus hidupnya berkisar 18-22 hari.

7.2 Plusia cha/cites (Esp.)

Sinonim serangga ini adalah Chrysodeixes chalcites. Telur berbentuk sub-hemi-spherikal, pipih bagian bawah, diameter berkisar 0,5 mm. Lama telur menetas berkisar 3 hari. Larva berwama hijau dengan garis putih, dan dengan wama putih di atas spiracular dan bagian dorsal badan. Ukuran panjang larva berkisar 15 mm dan lebar 4 mm. Pupa diletakkan di antara daun, dan umur stadia pupa sekitar 7 hari. Imago berwama cokelat, sisik sayap depan mengkilat keemasan. Rentang sayap imago betina mencapai 40 mm. Siklus hidup serangga ini berkisar 21 hari.

8. Psara ambitalis Reh. (Lepidoptera: Pyralidae)

Nama umumnya adalah ulat bungkus atau ulat gulung. Sinonim serangga ini adalah Botys am­italis dan Pachizacla ambitalis. Larva serangga ini memakan daun dan menggulung diri dalam aun, sehingga daun menjadi robek. Umumnya larva merusak pada tanaman di pesemaian, sedang pertanaman dikelompokkan ke dalam hama tidak penting. Telur serangga ini diletakkan secara tunggal atau 2-3 butir yang saling menutup. Kemampuan bertelur serangga dewasa betina berkisar ... butir. Pupa terdapat dalam gulungan daun.

Anomala (= Euchlora) viridis (E) (Coleoptera: Scarabaeidae)

Kumbangnya berwarna hijau mengkilat, imagonya adalah pemakan daun daunan, seperti: al- akasia, dadap, ketela pohon, dan tembakau. Di Jawa, serangga ini biasanya muncul pada bulan Maret dan April. Larva biasanya berakumulasi pada bahan organik, dan menyerang akar berba- man pertanian, dan sangat merusak pada sayuran dan bunga-bungaan. Pada ketinggian diatas permukaan laut, perkembangan dari telur sampai imago mencapai 7-8 bulan, dengan stadia larva 5 bulan. Diketahui adanya parasitoid Tachinidae Eutrixopsis javana menyerang

Pengorok Daun

1. Thrips parrvisvinus (Karny) (Thysanoptera: Terebrantia)

Nama umumnya adalah thrips tembakau atau kutu tembakau. Tanaman inang lainnya adalah kacang panjang. Kutu atau hama mengisap cairan daun dan menyebabkan daun Tembakau menjadi kotor oleh bintik-bintik dekat urat daun. Hama ini sering muncul pada kondisi ada musim hujan populasinya rendah karena terbawa hujan. Populasi hama ini tergantung pada populasi awal pada tanaman inangnya yang lain, terutama jika tanaman inangnya adalah tembakau.

Hama ini berwarna kuning sampai cokelat kehitaman, panjangnya berkisar 1mm. Telurnya Berada diantara sel mesofil daun. Siklus kehidupan kutu ini sekitar 9 hari. Jika mengalami masa istirahat maka kutu berada di permukaan tanah.

2. Cyrtopeltis (= Engytatus) tenuis (Rent.) (Hemiptera: Capsidae)

Serangga ini biasa disebut tobacco capsid. Kepik hijau ini panjangnya 2,5-3,5 mm, tersebar Juas dari Afrika Utara sampai Asia Tenggara. Serangga ini mengisap cairan sel daun tanaman tem- bakau, tomat, wijen, dan gulma.

Telurnya diletakkan pada permukaan bawah daun tembakau pada pangkal vena tengah atau disisipkan pada vena daun.. Nimfa muda berada di permukaan bawah daun. Pada pagi hari, mereka berada di pennukaan atas daun, kemudian turun ke permukaan bawah daun. Berdasarkan basil pengamatan di daerah Jawa Tengah, kepik ini lebih menyukai bagian daun yang lebih tipis atau layu yang disebabkan infeksi cendawan atau bakteri. Hal tersebut diduga berkaitan dengan kan- dungan tepung sedikit, sedangkan kandungan gulanya tinggi.

Di Deli, serangga ini juga mengisap telur dan larva Plusia spp. yang masih sangat muda. Tam- paknya serangga ini juga mengisap Aphis spp. dan serangga-serangga matt: Perkembangannya se- lama 26-33 hari. Imago hid up sangat singkat. Rata-rata jumlah anaknya 20 ekor. Pada musim kema- rau, perkembangan populasi serangga ini sangat pesat dan kepik ini sangat banyak pada daun-daun muda, terutama pada akhir musim tanam tembakau. Diketahui bahwa hama ini peka terhadap in- sektisida. Kerusakan yang ditimbulkan adalah karena pada bekas isapannya menjadi titik lemah dan daun kering menjadi robek

3. Nezara viridula var. smaragdina (Hemiptera:Pentatomidae)

Serangga ini biasa disebut kepik ijo atau lembing, dapat ditemukan di negara-negara bersuhu panas. Spesies ini bersifat polifag dan makan berbagai tanaman, tetapi lebih menyukai rumput- rumputan. Tanaman inang lainnya adalah kapas, tomat, kentang, kubis, cokelat, tebu, jagung, lom- bok. Nimfa dan imago (dewasa) mengisap cairan sel daun sehingga pertumbuhannya tidak sem- purna. Serangga ini mengeluarkan racun berupa cairan seperti liur yang menyebabkan tanaman muda menjadi layu dan kemudian mati.

Telur berbentuk silindris dan pada bagian belakangnya bulat, warna krem dan 2-3 hari ke- mudian berubah kuning kemerahan. Panjang telur berkisar 1 mm dengan diameter 0,7 mm. Telur diletakkan berkelompok pada permukaan daun bagian bawah. Satu kelompok telur berisi 10-90 bu- tir. Umur stadia telur 4-6 hari.

Nimfa berwarna hijau dengan mata hitam dan antena berwarna hijau pucat atau cokelat. Pan- jang nimfa rata-rata 9 mm dan lebar 7 mm. Mengalami 5-6 instar, dan umur stadia nimfa 15-30 hari. Imago berbentuk oval memanjang, warna hijau cerah dengan bentuk kaki melebar ke luar. Pada bagian kepala dijumpai dua titik. Imago jantan ukurannya lebih kecil daripada yang betina (panjang berkisar 15 mm dan lebar berkisar 7 mm). Imago mampu bertelur 300-1.100 butir. Siklus hidup serangga jantan berkisar 23-34 hari dan untuk betina 15-33 hari.

Musuh alami yang diketahui selama ini pada stadia telur yakni dari bangsa Hymenoptera (Ooencyrtus ma/ayensis dan Telenomus sp.)

4. Bemisia tabaci (Genn.) (Homoptera:Aleyrodidae)

Nama umum yang lebih dikenal untuk serangga ini adalah kupu putih. Tanaman inang lain- nya, yakni: kapas, kentang, dan keluarga Solanaceae yang lain. Nimfa .dan dewasa mengisap cairan sel daun sehingga daun mengerut dan mengeriting, dan tanaman menjadi kerdil. Keberadaan hama ini menjadi lebih penting, karena serangga ini dapat berperan sebagai vektor dari penyakit mosaik, pseudomosaik, dan kerupuk pada tembakau.

Telur diletakkan tegak dan terikat pada permukaan daun bagian bawah. Telur menetas berkisar 7 hari. Nimfa berwarna keputihan, panjang berkisar 1 mm, terdapat pada daun permukaan bawah. Pupa berbentuk oval berukuran 1 mm, wama suram atau kuning gelap dan ada bintik-bintik pada bagian punggung. Bagi an perut dilengkapi dengan jumbai-jumbai. Imago berwama kuning keputih- putihan. Rentang sayap antara 1-1,5 mm. Imago betina mampu memproduksi telur berkisar 30 bu- tir. Perkembangbiakan serangga ini secara parthenogenesis. Siklus hidup berkisar 25 hari

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan membersihkan daerah pertanaman tembakau dari gulma, dan diketahui adanya predator Scymnus sp. (Coleoptera: Coccinellidae)

5. Myzus persicae (Sulz.) (Homoptera: Aphididae)

Nama umum yang lebih dikenal untuk M. persicae adalah kutu tembakau. Tanaman inang lainnya, yakni: kubis, buncis, jeruk, jagung, ketimun, kentang, bawang, dan seledri. Kutu ini mengisap cairan sel daun dan bagian tanaman yang masih muda. Kutu ini mengeluarkan cairan yang manis (seperti madu), dan bagian tanaman yang terkena cairan ini umumnya ditumbuhi jamur sehingga menyebabkan aktivitas fotosintesis terhambat. Kutu ini dapat sebagai vektor beberapa jenis virus tanaman.

Nama umum yang lebih dikenal untuk M. persicae adalah kutu tembakau. Tanaman inang lainnya, yakni: kubis, buncis, jeruk, jagung, ketimun, kentang, bawang, dan seledri. Kutu ini mengisap cairan sel daun dan bagian tanaman yang masih muda. Kutu ini mengeluarkan cairan yang manis (seperti madu), dan bagian tanaman yang terkena cairan ini umumnya ditumbuhi jamur sehingga menyebabkan aktivitas fotosintesis terhambat. Kutu ini dapat sebagai vektor beberapa jenis virus tanaman.ini.

Wama kutu bervariasi ada yang kuning, hijau sampai keunguan. Perkembangbiakannya secara parthenogenesis. Kutu dewasa ada yang bersayap, pada bagian punggung terdapat adanya bintik- bintik yang berwama hitam. Kutu ini mengalami 4 kali ganti kulit sebelum menjadi dewasa. Siklus hidupnya dapat mencapai 2 bulan

Diketahui adanya predator berupa larva Syrphid (Diptera: Syrphidae) dan Menochilus sp. (Coleoptera: Coccinellidae) adalah sangat efektif dalam memangsa hama ini. Secara kimia hama ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida Chees 25 WP

Komentar (0)

  1. Belum ada komentar


Tulis Disini